Pendidikan adalah sesuatu yang telah ada sejak sejarah manusia
dimulai. Pendidikan merupakan sebuah proses penyempurnaan diri yang
dilakukan manusia secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada
dasarnya manusia memiliki kekurangan dan keterbatasan, maka untuk
mengembangkan diri serta melengkapi kekurangan dan keterbatasanya,
manusia berproses dengan pendidikan. Didalam dunia pendidikan kita harus menanamkan pendidikan karakter sedini mungkin. Secara umum pengertian karakter merupakan nilai-nilai yang terwujud dalam sikap dan
perilaku yang memiki hubungan dengan lingkungan berdasarkan dengan
norma yang ada dalam masyarakat.

Nilai-nilai karakter yang perlu diajarkan pada anak, meliputi kejujuran,
loyalitas dan dapat diandalkan, hormat, cinta, ketidak egoisan dan
sensitifitas, baik hati dan pertemanan, keberanian, kedamaian, mandiri
dan potensial, disiplin diri, kesetiaan dan kemurnian, keadilan dan kasih
sayang. Tujuan pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan
dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku
anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus
dari sekolah).
Pendidikan
karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran.
Materi pelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap
mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter
tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan
pengalaman nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Kegiatan ekstrakulikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah
juga merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter
dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Melalui kegiatan
ekstrakurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa
tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.
contoh pendidkan karakter melalui ekstrakurikuler
Dalam pendidikan
karakter di sekolah semua komponen (stakeholder) harus dilibatkan, termasuk
komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses
pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler,
pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga
dan lingkungan sekolah. Mereka bertanggung jawab terhadap
kelangsungan struktur dan kegiatan-kegiatan sekolah, berbagai prosedur dan
kebijakan, program-program dan sumberdaya, serta standar dan aturan yang
berlaku di sekolah. Mereka juga memainkan peran yang pokok dalam
membentuk budaya sekolah dengan cara mengkomunikasikan visi dan misi
sekolah, mengartikulasikan, dan memelihara nilai, norma, dan kebiasaan-
32
kebiasaan positif, serta menghargai setiap capaian yang diperoleh warga
sekolah.
Komentar
Posting Komentar