Semarang - Perkuliahan Filsafat Pendidikan dengan materi "Mengelola Pikiran" oleh Bapak Gus Aniq yang dilaksanakan hari selasa pukul 10.50 WIB di Universitas PGRI Semarang (30/10)
Pada pertemuan ke-4 kali ini Dosen saya Gus Aniq menyinggung tentang bagaimana mengelola pikiran. Beliau mengungkapkan bahwa, "mengelola pikiran dibagi menjadi berbagai pertimbangan dari bagaimana mencari pikiran itu dengan dilihat dari sudut pandang, cara pandang, sisi pandang, jarak pandang, resolusi pandang,daya pandang dan gaya pandang" (30/10). Artinya apabila kita membuat suatu gagasan atau sebuah pemikiran tentang suatu hal atau apapun itu, jangan hanya ditinjau untuk kepentingan apa pemikiran itu dibuat. Kita harus mempertimbangkan juga dari sudut pandang mana saja pemikiran itu, bagaimana cara pandang orang lain terhadap pemikiran itu, dilihat dari sisi mana hasil pemikiran itu, dan sebagainya.
"Dari sudut pandang seorang pemikir, akal bukan hanya ada di otak saja melainkan ada juga yang berada di hati" tutur Gus Aniq (30/10). Salah satu Tokoh Pemikir dari luar Arrozi, ia mengedepankan pemikiran yang rasional. Beliau juga cenderung berpikir dengan proses pengakalan dari pada pengkulian yang pemahamannya tentang rasional. Di dalam negeripun juga ada Tokoh Pemikir di dunia pendidikan, yaitu Ki Hajar Dewantara bapak dari Pendidikan di Indonesia. Beliau cenderung berfikir dari pengakalan yang bersumber dari hati, yang mendepankan tentang batin atau rasa. Beliau juga mempunyai dasar- dasar atas pemikirannya tentang pendidikan tersebut, antara lain:
Link filssafat lainnya:
"Dari sudut pandang seorang pemikir, akal bukan hanya ada di otak saja melainkan ada juga yang berada di hati" tutur Gus Aniq (30/10). Salah satu Tokoh Pemikir dari luar Arrozi, ia mengedepankan pemikiran yang rasional. Beliau juga cenderung berpikir dengan proses pengakalan dari pada pengkulian yang pemahamannya tentang rasional. Di dalam negeripun juga ada Tokoh Pemikir di dunia pendidikan, yaitu Ki Hajar Dewantara bapak dari Pendidikan di Indonesia. Beliau cenderung berfikir dari pengakalan yang bersumber dari hati, yang mendepankan tentang batin atau rasa. Beliau juga mempunyai dasar- dasar atas pemikirannya tentang pendidikan tersebut, antara lain:
- Penataan (tetep, anteb, dan manteb). Pikiran itu adalah hasil proses berfikir. Berfikir itu perasaan dari akal, dan alat untuk memeras itu adalah akal yang berasal dari sari- sari keteguhan berfikir atau ketetapan berfikir. Kita sebagai manusia senantiasa harus memiliki keteguhan atau ke-tetep-an dalam berfikir agar menghasilkan sebuah pemikiran yang berkualitas atau anteb dan berbobot atau manteb.
- Ngandel, Kendel, dan Bandel. Dalam ketetapan seseorang dalam proses berfikir dia harus percaya atau ngandel bahwa hasil pemikirannya itu memberikan pendirian yang tegak, berani atau kendel. Hasil pemikiran itu juga tidak mudah rusak, keropos, tidak lembek, ampuh mentalnya atau bisa dibilang bandel.
- Neng, Ning, Nung, Nang. Kata neng, ning, nung, nang itu sendiri berasal dari kata kunfayakun yang artinya jadilah. Dalam proses berfikir kita harus neng(jumeneng),sadar, konsntrasi dalam menyelaraskan pikiran. Dalam menyalaraskan pikiran kita harus ning(mengheningkan) pikiran, jujur dalam pikiran, seperti air mau diapakan saja akan tetap bening.
Link filssafat lainnya:
- Azzah nurlaela (15120245)
- Dita Ihsania Putri (15120069)
- Nofiana ulfa (15120055)
- Amalia ayu lestari (15120065)
- Angilia herli lutfiyani (15120088)
- Feby rohma A (15120093)
- Isna zulfa (15120265)
- Sri Kartika Asih (15120388)
- Suci Yulianti Lestari (15120379)
- Dwi Kurnia Ningsih (15120062)
- Anita Tri Yuniarti (15120247)
- Ika sofiana (15120299)
- Yulanta ilham Amalia (15120276)
- NuruL Aini (15120406)
- Risha Ardhanty (15120079)
- Ika Arum Pujiastuti (15120268)
- Sesty Isdayanti (15120066)
- Irma Anggraeni Aida (15120074)
- Yasinta Juwita Permarasari (15120071)
- Ardhita Dian Aslami (15120350)
- Indra Pramono (15120089)
- Kukuh Heri P (15120400)
Komentar
Posting Komentar